Rabu, 08 Maret 2017

Ilmu Rasm Qur’an (2): Dasar-dasar Rasm Al Qur’an




Ilmu Rasm Qur’an (2): Dasar-dasar Rasm Al Qur’an

Oleh:
Alwanul Haq

Pada dasarnya, seluruh Al-qur’an sudah ditulis pada waktu Nabi masih ada.Hanya saja, pada saat itu surat-surat dan ayat-ayatnya ditulis dengan terpencar-pencar.Dan orang yang pertama kali menyusunnya dalam satu mushaf adalah Abu bakar ash-siddiq.Oleh karena itu, Abu Abdullah al muhasibi berkata dalam kitabnya , Fahm as-sunan,”Penulisan Al-qur’an bukanlah sesuatu yang baru.Sebab rasulullah telah memerintahkannya.Hanya saja, saat itu tulisan Al-qur’an terpencar-pencar pada pelepah kurma, batu halus, kulit, tulang unta, dan bantalan dari kayu.Abu bakar kemudian berinisiatif menghimpun semuannya .Usaha pengumpulan tulisan Al-qur’an yang dilakukan Abu bakar terjadi setelah perang yamamah pada tahun 12 H. Dalam peperangan tersebut ternyata telah menjadikan 700 orang sahabat penghafal Al-qur’an syahid.Khawatir akan semakin hilangnya para penghafal Al-qur’an, sehingga kelestarian Al-qur’an akan terus terancam,kemudian Umar datang menemui Abu bakar agar segera menginstruksikan pengumpulan Al-qur’an dari berbagai sumber, baik yang tersimpan di dalam hafalan maupun tulisan.

  
1.      Kaidah rasm al-qur’an

Mushaf usman ditulis dengan kaidah-kaidah tertentu.  Para Ulama meringkas kaidah-kaidah itu menjadi enam  istilah, yaitu:

a.      Al-Hadzf  (membuang, menghilangkan, atau meniadakan huruf).
                              Contohnya : 
·           menghilangkan  huruf  alif  pada  yaa` nida`,seperti يا يّهاالنّاس menurut kaidah imlak  (يااْيها الناس)
·           membuang huruf yaa’ , huruf yaa’ dibuang dari manqushah munawwan , baik berharakat rafa’ maupun jarr, seperti  باغ   asalnya با غِى
·           membuang huruf wawu , dibuang apabila bergandengan dengan wawu yang lain. Seperti لاَ يَسْتَوْنَ asalnya  لا يَسْتَوُوْنَ
·           membuang huruf lam , dihilangkan apabila dalam keadaan idhghom . seperti  الَّيْلُ  dan الّذى  asal keduanya  اللَّيْلُ   dan  اللَّذى

b.      Al-jiyadah  (8 penambahan)
                       Contoh  :
·         menambahkan huruf alif setelah  wawu pada akhir isim jama’
                    seperti ungkapan  اُولُوا الاَلباب dan   مُلا قُوارَبِّهم
·          menambah  alif setelah  hamzah  marsumah  wawu (hamzah yang terletak di atas tulisan wawu) (ؤ ).
seperti :     تَا الله تَفْتَؤُا   asalnya تَا الله تَفتَأُ
·          Penambahan huruf “yaa’ pada kata-kata  مِنْ تِلْقَائِ نَفْسِى    dan    حِجَابٍمن ورائ
·          Penambahan huruf “wawu”, pada kata-kata tertentu   اولات  اولاء , الئك  , اولوا  dan ساوريكم.

c.       Al-Hamzah
Apabila hamzah berharakat sukun, ditulis dengan huruf berharakat yang sebelumnya. Seperti:ائْذنْ  kecuali pada beberapa keadaan.
·      Al-Hamzah al-Sakinah yang aslinya ditulis di atas huruf yang sesuai dengan harakat sebelumnya, baik di awal, tengah, maupun akhir, seperti  هيء ,(جئنك),(اقرأ)    kecuali dalam kata-kata tertentu, seperti (فادارءثم) dan (ورءيا)   maka kedua kata tersebut hurufnya dihilangkan dan hamzah ditulis menyendiri.
·      Al-Hamzah al-Mutaharrikah apabila berada di awal kata atau digabungkan dengan huruf tambahan, hamzah tersebut ditulis  dengan alif secara pasti (mutlak, baik dalam keadaan fatah, dammah maupun kasrah, seperti kata (اولوا).(اذا),(أيوب),(فيأئ),(سأصرف)kecuali di tempat-tempat tertentu seperti قل أئنكم لثكفرون  di dalam surah fushilat.

d.      Badal (penggantian)
                       Contoh : 
·     Alif di tulis dengan wawu sebagai penghormatan pada kata :  الصّلوةَ , الزّكوةّ
·      Alif di tulis dengan yaa’ pada kata :   أنّى , على , إلى   yang berarti كيف , متى , بلى, لدى
·      Alif di gantindengan huruf nun taukid khafifah pada kata إذًا  pada ungkapan (وكأين من نبي), maka ditulis dengan nun’.
·      Ha’ at-Ta’nis ( ة ) ditulis dengan huruf ta (ث) .seperti kata رحمة    menjadi  رحمت .

e.       Washal (penyambungan) dan Fashl (pemisahan)
Washl : metode penyambungan kata yang mengakibatkan hilang atau dibuangnya huruf tertentu.
Contoh :
·         (من ) min bersambng dengan maa ( ما )  penulisannya di sambung dan huruf nun pada mim tidak ditulis.
Seperti :   ممّاَ   kecuali pada من ما ملكت أيْما نكم
·         ( إِنْ )  in disusul dengan maa ( ما )  ditulis bersambung dengan meniadakan nun sehingga imma  ( إمَّا ) , kecuali pada  تو عدُون  إنْ مَا
·         ( مِن ) min disusul   dengan man (   مَنْ )  ditulis bersambung dengan menghilangkan huruf nun sehingga menjadi  mimman ( ممَّنْ )  bukan   مِنْ مَنْ

f.       Kata yang dapat di baca dua bunyi.
 Suatu kata yang dapat dibaca dua bunyi,penulisanya disesuaikan dengan salah salah satu bunyinya. Di dalam mushaf ustmani,penulisan kata semacam itu ditulis dengan menghilangkan alif, contohnya,(ملك يوم الدين ). Ayat ini boleh dibaca dengan menetapkan alif(yakni dibaca dua alif), boleh juga dengan hanya menurut bunyi harakat(yakni dibaca satu alif).

Ket: Diolah dari berbagai sumber

1 komentar:

  1. MOHON IJIN COPAS YA..SEMOGA BERMANFAAT ILMUNYA UNTUK ORANG BANYAK..AAMIIN..NUHUN

    BalasHapus