Ilmu Rasm Qur’an (2): Dasar-dasar
Rasm Al Qur’an
Oleh:
Alwanul Haq
Pada dasarnya, seluruh Al-qur’an
sudah ditulis pada waktu Nabi masih ada.Hanya saja, pada saat itu surat-surat
dan ayat-ayatnya ditulis dengan terpencar-pencar.Dan orang yang pertama kali
menyusunnya dalam satu mushaf adalah Abu bakar ash-siddiq.Oleh karena itu, Abu
Abdullah al muhasibi berkata dalam kitabnya , Fahm as-sunan,”Penulisan
Al-qur’an bukanlah sesuatu yang baru.Sebab rasulullah telah
memerintahkannya.Hanya saja, saat itu tulisan Al-qur’an terpencar-pencar pada
pelepah kurma, batu halus, kulit, tulang unta, dan bantalan dari kayu.Abu bakar
kemudian berinisiatif menghimpun semuannya .Usaha pengumpulan tulisan Al-qur’an
yang dilakukan Abu bakar terjadi setelah perang yamamah pada tahun 12 H. Dalam
peperangan tersebut ternyata telah menjadikan 700 orang sahabat penghafal
Al-qur’an syahid.Khawatir akan semakin hilangnya para penghafal Al-qur’an,
sehingga kelestarian Al-qur’an akan terus terancam,kemudian Umar datang menemui
Abu bakar agar segera menginstruksikan pengumpulan Al-qur’an dari berbagai
sumber, baik yang tersimpan di dalam hafalan maupun tulisan.
1.
Kaidah rasm
al-qur’an
Mushaf usman
ditulis dengan kaidah-kaidah tertentu. Para Ulama
meringkas kaidah-kaidah itu menjadi enam istilah, yaitu:
a. Al-Hadzf (membuang, menghilangkan,
atau meniadakan huruf).
Contohnya :
·
menghilangkan huruf alif pada yaa` nida`,seperti يا يّهاالنّاس menurut
kaidah imlak (يااْيها الناس)
·
membuang huruf yaa’ , huruf yaa’ dibuang dari manqushah munawwan , baik
berharakat rafa’ maupun jarr, seperti باغ asalnya با غِى
·
membuang huruf wawu , dibuang apabila bergandengan dengan wawu yang
lain. Seperti لاَ يَسْتَوْنَ asalnya لا يَسْتَوُوْنَ
·
membuang huruf lam , dihilangkan apabila dalam keadaan idhghom . seperti
الَّيْلُ
dan الّذى asal keduanya اللَّيْلُ
dan اللَّذى
b. Al-jiyadah (8 penambahan)
Contoh :
·
menambahkan huruf alif setelah wawu pada akhir isim jama’
seperti ungkapan اُولُوا الاَلباب dan مُلا
قُوارَبِّهم
· menambah
alif setelah hamzah marsumah wawu (hamzah yang terletak di
atas tulisan wawu) (ؤ ).
seperti : تَا الله تَفْتَؤُا asalnya تَا الله تَفتَأُ
· Penambahan
huruf “yaa’ pada kata-kata مِنْ تِلْقَائِ
نَفْسِى dan
حِجَابٍمن
ورائ
· Penambahan
huruf “wawu”, pada kata-kata tertentu اولات
اولاء , الئك , اولوا dan ساوريكم.
c. Al-Hamzah
Apabila hamzah berharakat sukun,
ditulis dengan huruf berharakat yang sebelumnya. Seperti:ائْذنْ kecuali pada
beberapa keadaan.
·
Al-Hamzah al-Sakinah yang aslinya ditulis di atas huruf yang sesuai
dengan harakat sebelumnya, baik di awal, tengah, maupun akhir, seperti هيء
,(جئنك),(اقرأ) kecuali
dalam kata-kata tertentu, seperti (فادارءثم) dan (ورءيا) maka
kedua kata tersebut hurufnya dihilangkan dan hamzah ditulis menyendiri.
·
Al-Hamzah al-Mutaharrikah apabila berada di awal kata atau digabungkan
dengan huruf tambahan, hamzah tersebut ditulis dengan alif secara
pasti (mutlak, baik dalam keadaan fatah, dammah maupun kasrah, seperti
kata (اولوا).(اذا),(أيوب),(فيأئ),(سأصرف)kecuali
di tempat-tempat tertentu seperti قل أئنكم
لثكفرون di dalam surah
fushilat.
d. Badal (penggantian)
Contoh
:
· Alif di tulis
dengan wawu sebagai penghormatan pada kata : الصّلوةَ , الزّكوةّ
·
Alif di tulis dengan yaa’ pada kata : أنّى , على , إلى yang
berarti كيف ,
متى ,
بلى, لدى
·
Alif di gantindengan huruf nun taukid khafifah pada kata إذًا pada
ungkapan (وكأين
من نبي), maka ditulis dengan
nun’.
·
Ha’ at-Ta’nis ( ة )
ditulis dengan huruf ta (ث) .seperti
kata رحمة menjadi رحمت .
e. Washal (penyambungan) dan Fashl (pemisahan)
Washl : metode penyambungan kata
yang mengakibatkan hilang atau dibuangnya huruf tertentu.
Contoh :
·
(من )
min bersambng dengan maa ( ما ) penulisannya di sambung dan huruf nun pada mim tidak
ditulis.
Seperti : ممّاَ kecuali pada من ما ملكت أيْما نكم
·
( إِنْ ) in disusul dengan maa ( ما )
ditulis bersambung dengan meniadakan nun sehingga imma ( إمَّا ) , kecuali pada تو عدُون إنْ مَا
·
( مِن ) min disusul dengan
man
( مَنْ ) ditulis bersambung dengan menghilangkan huruf
nun sehingga menjadi mimman ( ممَّنْ )
bukan مِنْ
مَنْ
f.
Kata yang dapat
di baca dua bunyi.
Suatu kata yang
dapat dibaca dua bunyi,penulisanya disesuaikan dengan salah salah satu
bunyinya. Di dalam mushaf ustmani,penulisan kata semacam itu ditulis dengan
menghilangkan alif, contohnya,(ملك يوم الدين ). Ayat ini boleh dibaca dengan menetapkan alif(yakni
dibaca dua alif), boleh juga dengan hanya menurut bunyi harakat(yakni dibaca
satu alif).
Ket: Diolah dari berbagai sumber
MOHON IJIN COPAS YA..SEMOGA BERMANFAAT ILMUNYA UNTUK ORANG BANYAK..AAMIIN..NUHUN
BalasHapus