Kamis, 09 Maret 2017

MDI TAHUN 2014 (KOLEKSI FOTO ALWANUL HAQ)

MDI TAHUN 2014 (KOLEKSI FOTO ALWANUL HAQ)

Suasana silaturrahim wali murid

Suasana silaturrahim wali murid
Suasana silaturrahim wali murid dan pembagian hadiah dalam rangka menyambut bulan suci ramadan 1437 H. di MDI tirpas desa tirtanadi LOTIM .. By: Alwan Wijaya

Persiapan Remaja MDI jamiatul islamiyah tirpas dlm menyambut hari raya idul fitri 1437 H,,


Persiapan Remaja MDI jamiatul islamiyah tirpas dlm menyambut hari raya idul fitri 1437 H,,


KEGIATAN SANTRI MDI SETIAP MALAM

KEGIATAN SANTRI MDI SETIAP MALAM

By: ALWAN WIJAYA & SANUSI AL FAUZI


Rabu, 08 Maret 2017

ILMU

ILMU
Oleh:
Alwanul Haq



1.      Pengertian Ilmu dan Menuntut Ilmu

a.       Pengertian Ilmu

Secara bahasa pengertian ilmu adalah lawan kata bodoh/Jahil, sedang secara istilah berarti sesuatu yang dengannya akan tersingkaplah segala hakikat yang secara sempurna. Secara istilah Syar’i pengertian ilmu yaitu, ilmu yang sesuai dengan amal, baik amalan hati, lisan maupun anggota badan dan sesuai dengan petunjuk Rasulullah Saw.
Ibnu Munir berkata : “Ilmu adalah syarat benarnya perkataan dan perbuatan, keduanya tidak akan bernilai kecuali dengan ilmu, maka ilmu harus ada sebelum perkataan dan perbuatan, karena ilmu merupakan pembenar niat, sedangkan amal tidak akan di terima kecuali dengan niat yang benar.”

RINGKASAN FIKIH



THAHARAH
Oleh:
Alwanul Haq


1.      Thaharah
Thaharah  atau  bersuci adalah menyucikan diri dari hadas dan najis.
2.      Bersuci dari najis maksudnya bersuci dari najis yang dapat dilihat oleh mata, baik yang mengenai badan,  pakaian  atau tempat yang di gunakan untuk beribadah.
3.      Pembagian najis
Najis ada tiga bagian ;

ISTIHSAN



ISTIHSAN

Oleh:
Alwanul Haq
 
1.      Definisi Istihsan

a.       Makna Etimologi
Istihsan menurut Etimologis (bahasa)  adalah menganggap baik sesuatu [1][1]. “Memperhitungkan sesuatu lebih baik”, atau “adanya sesuatu itu lebih baik”, atau “mengikuti sesuatu yang lebih baik”, atau  “mencari yang lebih baik untuk di ikuti, karena memang di suruh untuk itu”[2][2].
Istihsan secara bahasa juga berasal dari kata bentukan (musytaq) dari al-hasan (apapun yang baik dari sesuatu). Istihsan sendiri kemudian berarti “kecenderungan seseorang pada sesuatu karena menganggapnya lebih baik, dan ini bisa bersifat lahiriah (hissiy) ataupun maknawiah; meskipun  hal itu dianggap tidak baik oleh orang lain.

Ilmu Rasm Qur’an (4): Kaitan Rusmul Qur’an Dengan Qira’at




Ilmu Rasm Qur’an (4): Kaitan Rusmul Qur’an Dengan Qira’at
Oleh:
Alwanul Haq

Secara etimologi Qiraat berarti ‘bacaan’. Sedangkan Secara terminologi atau istilah ilmiyah Qiraat adalah salah satu Mazhab (aliran) pengucapan Qur’an yang dipilih oleh seorang imam qurra’ sebagai suatu mazhab yang berbeda dengan mazhab yang lainya.

Qiraat ini ditetapkan berdasarkan sabad-sanadnya sampai kepada Rasulullah. Periode qurra’ (ahli / imam qiraat) yang mengajarkan bacaan Qur’an kepada orang-orang menurut cara mereka masing-masing adalah dengan berpedoman kepada masa para sahabat.diantara para sahabat yang terkenal yang mengajarkan qira at ialah Ubai, Ali, Zaid bin Sabit, Ibn Mas’ud, Abu Musa Al-Asy’ari dan lain-lain. Dari mereka itulah sebagian besar sahabat dan Tabi’in di berbagai negeri belajar qira’at yang semuanya bersandar kepada Rasulullah.

Ilmu Rasm Qur’an (3): Pendapat Para Ulama Tentang Rasmul Qur’an.




Ilmu Rasm Qur’an (3): Pendapat Para Ulama Tentang Rasmul Qur’an.
Oleh:
Alwanul Haq

Para ulama telah berbeda pendapat mengenai status rasmul (tata cara penulisan Al-Qur’an ), diantaranya sebagai berikut:

a.       Sebagian dari mereka berpendapat bahwa rasm usmani bersifat tauqifi yaitu bukan produk budaya yang wajib di ikuti siapa saja ketika menulis Al-qur’an .Yang mana mereka merujuk pada sebuah riwayat yang menginformasikan bahwa nabi pernah berpesan kepada mu’awiyah,salah seorang sekretarisnya,yang bermaksud  “Ambillah tinta, pegang pena baik-baik,Luruskan huruf ba’,bedakan huruf “siin”, jangan merapatkan lubang huruf “miim”, tulis lafadz “Allah” yang baik, panjangkan lafadz “Ar-Rahman”, dan tulislah lafadz “Ar-Rahim” yang indah kemudian letakkan penamu  pada telinga kirimu,karena itu akan membuatmu lebih ingat .

Ilmu Rasm Qur’an (2): Dasar-dasar Rasm Al Qur’an




Ilmu Rasm Qur’an (2): Dasar-dasar Rasm Al Qur’an

Oleh:
Alwanul Haq

Pada dasarnya, seluruh Al-qur’an sudah ditulis pada waktu Nabi masih ada.Hanya saja, pada saat itu surat-surat dan ayat-ayatnya ditulis dengan terpencar-pencar.Dan orang yang pertama kali menyusunnya dalam satu mushaf adalah Abu bakar ash-siddiq.Oleh karena itu, Abu Abdullah al muhasibi berkata dalam kitabnya , Fahm as-sunan,”Penulisan Al-qur’an bukanlah sesuatu yang baru.Sebab rasulullah telah memerintahkannya.Hanya saja, saat itu tulisan Al-qur’an terpencar-pencar pada pelepah kurma, batu halus, kulit, tulang unta, dan bantalan dari kayu.Abu bakar kemudian berinisiatif menghimpun semuannya .Usaha pengumpulan tulisan Al-qur’an yang dilakukan Abu bakar terjadi setelah perang yamamah pada tahun 12 H. Dalam peperangan tersebut ternyata telah menjadikan 700 orang sahabat penghafal Al-qur’an syahid.Khawatir akan semakin hilangnya para penghafal Al-qur’an, sehingga kelestarian Al-qur’an akan terus terancam,kemudian Umar datang menemui Abu bakar agar segera menginstruksikan pengumpulan Al-qur’an dari berbagai sumber, baik yang tersimpan di dalam hafalan maupun tulisan.

Ilmu Rasm Qur’an (1): Pengertian Dan Sejarah Rasm Al Qur’an




Ilmu Rasm Qur’an (1): Pengertian Dan Sejarah Rasm Al Qur’an 

Oleh:
Alwanul Haq

Kata rasm adalah bentuk isim masdar dari rasama-yarsumu, yang berarti menggambar, atau menulis. Kata Rasm Alqur’an berarti penulisan Alqur’an atau dapat berarti pembukuan Alqur’an.

 Rasm Alqur’an menurut istilah adalah pembukuan, atau penulisan mushhaf Alqur’an yang dilakukan dengan cara khusus, baik dalam penulisan lafadz-lafadznya maupun bentuk-bentuk huruf yang digunakannya. Jadi Rasmul Alqur’an atau Rasm Utsmani atau Rasm Utsman adalah tata cara menuliskan Alqur’an yang ditetapkan pada masa khlalifah Utsman bin Affan. Istilah Rasmul Qur’an diartikan sebagai pola penulisan Alqur’an yang digunakan Ustman bin Affan dan sahabat-sahabatnya ketika menulis dan membukukan Alqur’an. Yaitu mushaf yang ditulis oleh panitia empat yang terdiri dari, Muaz bin Jabbal, Abdullah bin Zubair, Said bin Al-Ash, dan Abdurrahman bin Al-harits. 

Ilmu Kalam (5): Operasionalisasi Teologi Hasan Hanafi.


Ilmu Kalam (5): Operasionalisasi Teologi Hasan Hanafi. 

Oleh:
Alwanul Haq

Dari dua tawaran dari konsep yang penulis paparkan pada postingan sebelumnya, ditambah metode pemikiran yang digunakan, Hanafi mencoba merekonstruksi teologi dengan cara menafsir ulang tema-tema teologi klasik secara metaforis-analogis. Berikut ini dijelaskan tiga pemikiran penting Hasan Hanafi yang berhubungan dengan tema-tema kalam, yaitu zat Tuhan, sifat-sifat Tuhan dan soal tauhid.

Menurut Hanafi, konsep atau nash tentang dzat dan sifat- sifat Tuhan tidak menunjuk pada ke-Maha-an dan kesucian Tuhan sebagaimana yang ditafsirkan oleh para teolog. Tuhan tidak butuh pensucian manusia, karena tanpa yang lainpun Tuhan tetap Maha Suci dengan segala sifat kesempurnaan-Nya.Semua deskripsi Tuhan dan sifat-sifat-Nya, sebagaimana yang ada dalam al-Qur’an maupun Sunnah, sebenarnya lebih mengarah pada pembentukan manusia yang baik, manusia ideal, atau insan kamil.

Ilmu Kalam (4): Pemikiran Kalam Hasan Hanafi

Ilmu Kalam (4): Pemikiran Kalam Hasan Hanafi

Oleh:
Alwanul Haq 


                 Kritik terhadap teologi Tradisional

Teologi islam (ilm al-kalam asy’ari), secara teoritis, menurut Hasan Hanafi, tidak bisa dibuktikan secara ‘ilmiah’ maupun ‘filosofis’. Teologi yang bersifat dialektik lebih diarahkan untuk mempertahankan doktrin dan memelihara kemurniaannya, bukan dialektik tentang  konsep watak sosial dan sejarah, disamping ini ilmu kalam juga sering disusun sebagai persembahan kepada para penguasa, yang dianggap sebagai wakil Tuhan di bumi. Hingga pemikiran teologi lepas dari sejarah. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa teologi tradisional lahir dalam konteks sejarah ketika inti keislaman yang bertujuan untuk memelihara kemurniannya.Kondisi ini berbeda dengan kenyataan sekarang bahwa Islam mengalami kekalahan akibat kolonialisasi, sehingga perubahan kerangka konseptual lama pada masa-masa permulaan yang berasal dari kebudayaan klasik menuju kerangka konseptual yang baru yang berasal dari kebudayaan modern harus dilakukan.

Ilmu Kalam (3): Riwayat Hidup Singkat Hasan Hanafi

Ilmu Kalam (3): Riwayat Hidup Singkat Hasan Hanafi

Oleh:
Alwanul Haq

Hasan Hanafi dilahirkan pada tanggal 13 Februari 1935 di kairo, berasal dari keluarga musisi.Pendidikannya diawali pada tahun 1948 dengan menamatkan pendidikan tingkat dasar dan melanjutkan studi di Madrasah Sanawiyah “Khalil Agha”, kairo yang diselesaikan selama empat tahun. Semasa di sanawiyah, ia aktif mengikuti diskusi-diskusi kelompok Ikhwan Al-Muslimin. Oleh karena itu, sejak kecil ia telah mengetahui pemikiran-pemikiran yang dikembangkan kelompok itu dan aktivitas-aktivitas sosialnya. Hanafi tertarik untuk mempelajari pemikiran-pemikiran Sayyid Qutb tentang keadilan sosial dalam islam. Sejak saat itu, ia berkonsentrasi untuk mendalami pemikiran agama, revolusi, dan perubahan sosial.

Ilmu Kalam (2): Pemikiran Kalam Ismail al Faruqi


                                  Ilmu Kalam (2): Pemikiran Kalam Ismail al Faruqi
Oleh:
Alwanul Haq

Pemikiran kalam Ismail al Faruqi tertuang dalam karyanya yang berjudul Tauhid. Dalam karyanya ini beliau mengungkapkan bahwa syahadat menempati posisi sentral dalam kehidupan manusia baik dalam setiap kedudukan, tindakan, dan pemikiran setiap muslim. Tauhid merupakan pandangan umum tentang realitas, kebenaran, dunia, ruang dan waktu, sejarah manusia, dan takdir. Dalam menyoroti tentang tauhid sebagai prinsip ummat, al Faruqi membaginya kedalam tiga identitas, yakni: pertama, menenentang etnisentrisme yakni tata sosial Islam adalah universal mencakup seluruh ummat manusia tanpa kecuali dan tidak hanya untuk segelitir suku tertentu. Kedua, universalisme yakni Islam meliputi seluruh ummat manusia yang cita-cita tersebut diungkapkan dalam ummat dunia.Ketiga totalisme, yakni Islam relevan dengan setiap bidang kegiatan hidup manusia dalam artian Islam tidak hanya menyangkut aktivitas manusia dan tujuan di

Ilmu Kalam (1): Riwayat Hidup Singkat Ismail Al-Faruqi



Ilmu Kalam (1): Riwayat Hidup Singkat Ismail Al-Faruqi
Oleh:
Alwanul Haq

Ismail Raji al-Faruqi lahir di Jaffa, Palestina pada tanggal 1 Januari 1921. Pada tahun 1926-1936 bersekolah di Colleges des Freres yang terletak di Libanon. Kemudian pada tahun 1941 lulus dari American University of Beirut.Ismail lalu bekerja untuk pemerintah Inggris di Palestina. Pada tahun 1945, dia dipilih sebagai Gubernur Galilea. Tapi, setelah Israel mencaplok Palestina, ia pindah ke Amerika Serikat.Di Amerika, ia melanjutkan pendidikan Master dalam bidang filsafat di University of Indiana dan University of Harvard.Dia melanjutkan pendidikannya dengan mengambil gelar doktor filsafat di University of Indiana dan di Al-Azhar University pada tahun 1952.Dia kemudian mengajar beberapa universitas diseluruh dunia diantaranya universitas di Kanada, Pakistan dan Amerika Serikat. Pada tahun 1968, dia menjadi guru besar Studi Islam di Temple University,

Selasa, 07 Maret 2017

APA ITU KURSI ALLAH ?


APA ITU KURSI ALLAH ?

Oleh:
Wildan Kurnia Saputra

Cukup banyak perkara-perkara yang seringkali membuat kita mis-understanding dalam memahami ajaran agama kita, Islam. Sehingga, umat islam –sebagiannya-  masih menggondol persepsi-persepsi yang keliru. Bahkan tidak jarang, persepsi tersebut dibubuhi dengan mitos dan anekdot yang kita atau bahkan mereka tidak tau-menau tentang ujung pangkalnya. Inilah yang menyebabkan kita terjebak dalam kesalah kaprahan dalam beragama (meminjam istilahnya Agus Mustofa). Diantaranya adalah mengenai Kursi.

Jika dirujuk dalam lembaran-lembaran Al-Qur’an, maka kita hanya akan menemukan kata “Kursi” sebanyak dua kali, yaitu pada surat Shaad ayat 34 dan Al-Baqarah ayat 255. Dimana pada dua tempat tersebut kata ini disandingkan dengan dhamir gaib (kata ganti persona ketiga tunggal) dengan lafadz masing-masing Kursiyyuhu.

FOTO KEGIATAN SANTRI-SANTRIWATI MDI DALAM BERBAGAI PERLOMBAAN DI TEKO DAN APITAIK TAHUN 2016

FOTO KEGIATAN SANTRI-SANTRIWATI MDI DALAM BERBAGAI PERLOMBAAN DI TEKO DAN APITAIK
TAHUN 2016

  1. selamat buat adik2 madrasah diniyah jami'atul islamiyah (MDI) tirpas desa tirtanadi,,,
    syukurilah apa yg kalian dapatkan , jangan bosan dlm fastabikul khairat jauhi sifat sombong
    #suasa di akhir tahun 2016,,, By: Alwan Wijaya 


WAHAI KAWAN ! JADILAH PARA NORMAL


WAHAI KAWAN !  JADILAH PARA NORMAL
Oleh:
Wildan Kurnia Saputra
Semakin hari rasanya manusia semakin sulit ‘menjadi manusia’. Lho, kenapa ? Banyaknya tekanan yang menjitak atau bahkan mendorong manusia untuk jatuh terjerembab dalam kesesatan. Kebutuhan hidup yang semakin kompleks, harga sembako meroket tinggi sedangkan mencari uang susahnya minta ampun. Sistem ekonomi yang diterapkan hanya menguntungkan segelintir orang, dan di saat bersamaan menggilas rakyat jelata.

Sebagian kalangan bahkan, mau tidak mau harus terjun ke jurang terjal dalam bentuk prilaku-prilaku yang menyimpang menurut etika sosial dan salah dalam kacamata agama. Alasannya bermacam-macam. Mulai dari tekanan ekonomi, dililit utang, balas dendam dan ambisi yang serakah. Akibatnya, teror anti ketenangan, ketentraman dan kedamaian terjadi di mana-mana. Sehingga para orang tua, remaja atau bahkan anak-anak yang terdesak sandang, pangan dan papan rela terjun ke kawah kriminalisasi, menjadi pencuri, perampok, penipu, penodong dan sederet aksi-aksi lain yang berbau kriminal. Baca selengkapnya.